Senin, 08 November 2010

Dia Untukku Bukan Untukmu (SIVIEL)

Aku Sivia Azizah. Aku berumur 14 tahun. Ini kisahku saat aku di pertemukan dengan 2 hati yang mencintaiku. Aku bingung harus memilihnya. Aku sudah mengatakan jujur pada salah satu dari mereka bahwa aku menyukainya.



Dimulaiii..Hari ini aku memasuki SMP Nusantara. Ya, aku bertemu mereka. Saat itu aku sedang memberikan pengarahan pada anak kelas 7 baru disekolahku. Dia melirikku.

" Heh, kamu.. Ngapain kamu buang sampah sembarangan! Kamu tau peraturan sekolah ini? " tanyaku dengan nada keras.

" Maaf kak, maaf, aku janji ga kayak gini lagi.. " kata anak kelas 7 itu.

" Nah, bagus kalo gitu Nur Wahid Hidayat.. Wah, nama kamu bagus.. " kataku sambil melihat nama anak itu di kartu tanda pengenal.

" Makasi kak, :), kak, duluan ya.. Aku mau nyamperin sahabatku Debo.. " katanya.

" Oh, iya.. Silahkah.. " kataku lembut.



Dari kejauhan, 4 pasang mata sejak tadi memperhatikanku. Mereka terus melihatku. Hingga anak-anak kelas 7 menertawakan tingkah mereka.

" Kak, kakak suka sama kakak cewek yang disana ya? " tanya seseorang pada sepasang mata.

" Hah, jangan sotoy deh.. Anak kecil pinter nebaknya.. Kakak itu cantik kan? " tanya sepasang mata itu.

" Hahaha, kak kak.. Tembak aja kalo suka.. Oh, nama kakak Alvin Jonathan S.. Ya udah, kak Alvin.. Tembak aja kakak itu.. " kata anak kelas 7 itu.

" Eh, Anak Agung Ngurah Deva Ekada Saputra.. Busseeett.. Panjang amat tu nama.. Kembali ke topik.. Emang kamu pikir gampang kakak buat nembak dia.. Dia itu banyak yang sukain.. " kata Alvin pada anak yang bernama Deva.

" Kak, kak, kalo suka kenapa engga.. Ya udah kak, aku pergi dulu ya.. Daa kakak.. Sukses ya.. " kata anak itu meninggalkan Alvin.



Ya, Alvin adalah salah satu dari 2 orang cowok yang menyukaiku. Aku bingung harus melakukan apa. Tiba-tiba ada anak kelas 7 yang menghampiriku.

" Kak, kak Sivia.. Dikasi surat sama kakak ganteng.. " kata anak cowok yang menghampiriku.

" Siapa? " tanyaku.

" Dibaca aja kak.. Tadi Ozy cuma disuruh anterin surat itu ke kakak.. " kata anak itu.

" Oh, makasi ya.. " kataku pada anak itu.

" Sama sama kak, ya udah aku pergi dulu.. " kata anak itu pergi meninggalkanku.



Aku membuka selembar kertas itu. Sayangnya tak ada nama pengirimnya. Tapi kata-kata penulisnya. Aku mengenalnya.



Dear, Sivia Azizah



Kau begitu sempurna..

Dimataku kau begitu indah..

Kau membuat diriku akan selalu memujamu..



Sivia..

Aku selama ini selalu memperhatikanmu..

Kamu itu cantik, manis dan cewek pertama yang aku suka..

Tapi aku kini tau..

Sahabat terbaikku juga menyukaimu..

Tapi aku tak peduli..

Aku tak peduli kalo dia akan memusuhiku..

Sivia..

Aku suka sama kamu sejak pandangan pertama aku bertemu kamu..

Kamu itu lain dari cewek-cewek yang aku kenal selama ini..

Kamu pencerah hidupku..

Penyemangat hari-hariku..

Kamu pasti bisa mengetahui siapa aku dengan membaca surat ini..



From: Penggemar Rahasiamu..

'9A'



Aku menutup surat itu. '9A', pengirim tak berisi nama. Kelas 9A. Kelas tempat 2 orang cowok menyukaiku. Bahkan anak-anak kelas 7 banyak yang menyukaiku. Mulai dari Rio, Dayat, Riko, Kiki dan masih banyak lagi. Padahal aku bukan idola sekolah ini. Idola cewek di sekolah dan paling populer itu namanya Ashilla Zahrantiara sama Alyssa Saufika Umari. Kalo mereka sih lebih banyak yang sukain. Mulai Deva, Debo, Ray, Rio, Cakka, Riko dan banyak lagi. Tapi sama sepertiku. Aku tak suka anak dibawah umurku. Walau aku tau umur Alvin dibawahku. Aku masih memikirkan maksud surat itu. Hingga akhirnya satu anak lagi datang menghampiriku.

" Kak, kakak cantik.. Ini bunga dari kakak yang tinggi, ganteng.. Namanya Alvin.. " kata anak cowok yang menghampiriku.

" Alvin? Oh, ya udah.. Makasii.. " kataku mengambil bunga dari tangan anak itu.

" Ya udah kak.. Vicky pergi dulu ya.. " kata anak itu.



Aku masih memikirkan tentang surat.

" Kalo ini bunga ini dari Alvin.. Berarti surat ini dari Gabriel dong.. " pikirku.

" Dooorrr.. " kata sahabatku yang menghampiriku.

" Astaga, Acha, Zevana.. Kalian ngagetin aku aja.. " kataku. Ya, aku ga terbiasa dengan bahasa bicara anak-anak jaman sekarang yang bilang loe-gue.

" Via, loe kenapa? Kok wajah loe bingung gitu? " tanya Zevana padaku.

" Iya Vi, eh, itu bunga sama kertas dari siapa? Ciee.. Pasti dari Alvin ya.. " tanya Acha.

" Ih, kalian apaan sih? Ini surat dari Gabriel dan ini bunga dari Alvin.. Cha, Zeva, aku bingung banget saat ini.. " kata Via.



Ternyata, Gabriel dan Alvin mendengar ucapan kami. Alvin dan Gabriel pun berdebat karenaku.

" Alvin, jadi loe suka sama Via? Sahabat macam apa loe? Suka sama satu orang yang sama.. " kata Gabriel.

" Eh, Iel, gue aja baru tau kalo loe itu suka sama Via.. Jadi apa salahnya gue suka sama Via? Loe siapa? Pacarnya? Kakaknya? Bukan kan! Ga usah ngelarang gue deh.. Kalo loe emang sahabat gue.. Mendingan loe mundur.. Biar gue yang deketin Via.. Via itu untuk gue.. Bukan untuk loe! " kata Alvin.

" Eh, loe nyuruh gue mundur? Sory ya.. Sahabat sih sahabat.. Tapi gue ga akan nyerah dapetin Via.. Via itu untuk gue.. Bukan untuk loe Vin.. Loe sadar dong.. Liat dari senyum Via ke gue.. Keliatan kalo Via sukanya sama gue.. Bukan sama loe tau.. " kata Gabriel.

" Ah, sahabat macam apa kayak loe.. Mulai sekarang loe musuh gue! Ngerti! Jangan pernah anggap gue sahabat loe lagi.. Gue benci sama loe.. " kata Alvin ninggalin Gabriel.

" Oke.. Gue juga benci sama loe Vin! " teriak Gabriel.



Sion, Lintar dan Rizky menghampiri Gabriel karena mendengar teriakannya yang cukup keras.

" Iel, loe benci sama Alvin? Bukannya Alvin sahabat loe? " tanya Sion.

" Iya Yel.. Loe ada masalah apa sih sama Alvin sampai segini bencinya? Dulu aja kalo ada masalah loe ga pernah sampai benci sama Alvin.. " kata Lintar.

" Dulunya sahabat.. Sekarang musuh.. Gue benci sama Alvin.. Dia suka sama Sivia.. Gue juga.. " kata Gabriel.

" What? Sivia? Jadi loe musuhan sama Alvin karena Sivia? Loe gila Yel.. Hanya karena cewek loe ngorbanin persahabatan loe sama Alvin.. Bener-bener gila loe.. " kata Rizky.

" Iya, bener-bener gila loe.. Alvin itu sahabat loe.. Persahabatan yang udah loe jalin selama 2 tahun.. Loe benci cuma karena Sivia.. Sumpah, gue kecewa sama loe Yel.. Cabut.. " kata Sion.

" Kecewa.. " kata Lintar meninggalkan Gabriel.

" Ahhhh.. Sialan.. Kenapa semua jadi benci sama gue sih.. Kan gue lakuin jalan yang benar.. Ah, whatever! " kata Gabriel.



@kelas 9A

Gabriel berjalan menuju kelasnya. Tampak Alvin mendekati bangkuku dengan membawa bunga di balik punggungnya. Alvin mendekatiku. Gabriel mengintip dari balik pintu kelas.

" Via.. " panggil Alvin.



Saat itu aku sedang mengobrol asyik dengan Acha dan Zevana. Acha dan Zevana langsung meninggalkanku. Aku menoleh ke arah Alvin.

" Kenapa Vin? " tanyaku.



Alvin berlutut dihadapanku." Via.. Jujur aku mau ungkapin perasaanku ke kamu.. " kata Alvin padaku.



Brakk..Gabriel mendobrak pintu kelas. Gabriel menarik kerah baju Alvin. Tangan Gabriel mengepal siap menonjok Alvin. Gabriel mengayunkan tangannya dan....

" STOP! Jangan sakiti Alvin.. Gue sayang sama dia.. " kataku mengeluarkan kata-kata itu.

" What? Gue ga salah denger? Loe sayang sama Alvin? " tanya Gabriel.

" Liat kan Iel.. Dia itu untuk gue.. Karena dia udah ngasi gue pertanda kalo dia suka sama gue.. Jadi jangan loe banyak mimpi buat dapetin Via.. " kata Alvin.

" Gue emang sayang sama Alvin.. Tapi Alvin lebih cocok jadi kakak gue.. Daripada pacar gue.. " kata Sivia.

" Hahaha.. Mimpi loe ketinggian Vin.. " kata Gabriel.

" Ah, whatever! Emangnya cuma loe doang cewek di dunia ini.. Gue deketin Zevana sama Shilla ah.. " kata Alvin meninggalkanku dan Gabriel.



Aku berteriak berkata pada Alvin.

" Jangan pernah loe deketin Zevana! " kataku dengan nada emosi sehingga mengeluarkan bahasa jaman sekarang.



Alvin menoleh.

" Ya lah.. Aku deketin Shilla aja.. Whatever! " kata Alvin meninggalkan kelas.



Gabriel mendekatiku. Dia memegang tanganku. Di depan semua teman-temanku dia mengungkapkan perasaannya.

" Via, udah lama banget aku pengen ngomong seperti ini sama kamu.. Aku pengen bilangnya sekarang sebelum kamu menjadi milik orang lain.. Via, kamu pencerah hari-hariku.. Penyemangat hidupku.. Maukah kau menjadi kekasihku? " tanya Gabriel.

" Terima.. Terima.. Terima.. " ucap anak-anak 9A.



Alvin mengintip dari luar kelas dan hanya tersenyum.

Aku mengangguk menjawab pertanyaan Gabriel dan berkata.

" Kaulah selama ini yang ku nanti.. Aku sayang sama kamu.. " kataku pada Gabriel.



Gabriel memelukku. Tepuk tangan pun terdengar dari luar kelas. Alvin menghampiriku dan Gabriel.

" (mengulurkan tangan) Selamat ya sob, maafin gue udah ngeganggu perasaan loe ke Via.. Gue sekarang udah jadi pacarnya Shilla.. Selamat ya Yel.. Maafin kesalahan gue yang kemarin.. " kata Alvin.

" (menjabat tangan Alvin) Thanks ya Sob.. Selamat juga buat loe.. Thanks loe udah bisa ngertiin perasaan gue.. " kata Gabriel.

" Nah, gitu dong.. Kan enak diliatnya.. Jangan berantem lagi.. " kataku pada Gabriel dan Alvin.



Gabriel dan Alvin langsung memelukku.

" Ukkhh.. Lepas.. " kataku merintih kesakitan.

" (melepaskan pelukannya) Ups, maaf.. " kata Alvin.

" (melepaskan pelukannya) Maaf sayang.. Gemes sih sama kamu.. " kata Gabriel.



Kami pun bercanda bersama. Semuanya berakhir. Aku telah menjadi milik Gabriel.Selamanyaa..



The END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar